LATAR BELAKANG PENYERBUAN MARKAS POLRES OGAN KOMERING ULU OLEH ANGGOTA TNI. Sekelompok massa dari kelompok TNI berjumlah 95 orang menyerbu Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Kamis (7/3/2013) pagi, pukul 07.30 WIB. Tak hanya itu, anggota TNI tersebut juga membakar markas polisi. Lihat juga TIM PENGAWAS CENTURY 'BOCORKAN' IDENTITAS EMPAT NAMA BARU KASUS CENTURY.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Suhardi Alius membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan, awalnya akan ada aksi damai terkait kasus anggota TNI Pratu Heru yang tertembak beberapa waktu lalu oleh anggota Polres OKU.
"Rencananya akan unjuk rasa damai terkait temannya yang tertembak, tapi jadi tidak terkendali," ujar Suhardi.
Para anggota TNI itu berasal dari Batalyon Armed 15. Mereka tampak membawa senjata laras panjang dan berseragam dinas. Di foto tersebut, sedikitnya ada dua anggota TNI membawa senjata sambil dipanggul.
'Penyerbuan' dan pembakaran Polres Ogan Komering Ulu (OKU) oleh sekelompok anggota TNI tak hanya berakibat pada kerusakan kantor, tapi juga korban luka. Ada 8 orang terluka, mulai dari aparat polisi, TNI, hingga masyarakat sipil.
"Lima anggota (polisi), dua anggota dari POM (Polisi Militer), dan satu dari masyarakat sipil," rinci Wakapolda Sumsel Brigjen M Zulkarnain.
KSAD Jenderal Pramono Edhi Wibowo mengaku terkejut atas insiden itu. Dia memerintahkan pembentukan tim investigasi untuk mengusut kasus tersebut.
Latar belakang pertikaian oknum TNI-Polisi
Polisi dan TNI menyebut pemicu pembakaran Polres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan adalah masalah pribadi anggota. Pelanggaran lalu lintas, perkelahian, dan hinaan sebagai latar belakangnya. Berikut cerita lengkapnya.
Akhir Januari 2013 lalu, hubungan polisi dan TNI di OKU tegang. Semua berawal dari kontak 'sekejap' Brigadir Wijaya dan Pratu Heru Oktavianus di Simpang Empat Sukajadi, Baturaja Timur, Minggu (27/1/2013) dini hari. Wijaya adalah anggota Polantas Polres OKU, sedangkan Heru berasal dari Batalyon 76/15 Armed Tarik Martapura.
Ada informasi, Heru melanggar lalu lintas. Saat akan dihentikan, Heru tancap gas. Wijaya dan beberapa teman mengejar. Aksi kejar-kejaran itu berujung penembakan terhadap Heru.
Informasi lain menyebutkan Heru dan beberapa temannya melintas di lokasi sambil meneriakkan kata-kata ejekan. Wijaya dan teman-temannya tersingung. Heru dan Wijaya terlibat perkelahian tak jauh dari pos polisi. Wijaya melepaskan tembakan dan mengenai leher dan punggung Heru. Heru meninggal saat dibawa ke RS Antonio Baturaja.
Kepolisian dan TNI sama-sama siaga pasca kejadian itu. Mereka berusaha mengantisipasi aksi balas dendam. Kedua pimpinan bertemu dan sepakat berdamai. Kapolda Sumsel diwakili Kapolres OKU AKBP Azis Saputra, sedangkan Pangdam II/Sriwijaya diwakili Dandim 0403/OKU Letkol Inf Imanulhak dan Danyon Armed 15/76 Tarik Syailendra Martapura, Mayor Arm Ifien Anindra.
Kapolres menyatakan permintaan maafnya. "Semoga insiden ini tidak terulang lagi," kata Azis saat jumpa pers di ruang Kapolres OKU, Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel, Senin (28/1/2013) lalu.
Saat menyatakan permohanan maaf, Kapolres meneteskan air mata. Pimpinan polisi dan TNI saling berangkulan.
Sementara Dandim OKU menegaskan akan ikut membantu proses hukum yang sedang berjalan. "Sepakat polisi dan Armed tidak ada dendam," tandas Dandim.
Kasus penembakan itu ditangani Propam Polda Sumsel. Wijaya sudah diperiksa dan dijadikan tersangka.
Di lain pihak, ternyata perdamaian itu tidak menyurutkan 'emosi' sekelompok anggota TNI. Kamis (7/3/2013) pagi, mereka mendatangi Mapolres OKU dan menanyakan perkembangan pengusutan kasus penembakan. Diduga karena kecewa, mereka merusak dan membakar Polres sekitar pukul 07.30 WIB. Foto-foto penyerbuan oknum TNI di Mapolres OKU Sumatera Selatan Video You Tube penyebab TNI bakar markas Polres OKU Aksi brutal anggota TNI bakar Mapolres OKU
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment