BIN BANTAH SENJATA PELAKU PENYERANGAN DI LAPAS CEBONGAN BUKAN MILIK TNI. Aksi penyerangan bak adegan dalam film di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan 4 orang tahanan menjadi sorotan banyak pihak. Penyerangan itu menambah daftar aksi teror yang dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata. Lihat juga (FOTO) KRONOLOGI PENYERANGAN BELASAN ORANG DI LAPAS CEBONGAN, SLEMAN.
Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, Indonesia saat ini dalam bahaya teror pasukan siluman bersenjata api yang setiap saat bisa mencabut nyawa orang-orang tertentu.
"Jika dibiarkan, aksi pasukan siluman ini bukan mustahil suatu saat akan menyerang sendi-sendi kenegaraaan, termasuk menyerang kepentingan kepala negara," kata Neta.
Dikatakannya, pasukan siluman bersenjata ini dalam kurun waktu satu tahun sudah melakukan tiga kasus penyerangan yang hingga kini tak kunjung terungkap.
"Penyerangan pertama terjadi di Jakarta, April 2012. Pasukan yang disebut-sebut sebagai Geng Motor Pita Kuning itu merusak 8 tempat di Jakut dan Jakpus, termasuk Polsek Tanjungpriok. Mereka juga membunuh dua orang dan belasan lainnya luka," tuturnya.
Kedua, kata dia, terjadi pada 21 Februari 2013 lalu, yang menewaskan delapan anggota TNI dan 1 sipil di Papua, dan yang terakhir peristiwa penyerangan Lapas Cebongan yang menewaskan empat tahanan.
"Korbannya, pekerja swasta, polisi, dan 2 mahasiswa yg menjadi tersangka dlm kematian anggota Kopassus, Sertu Santoso (31). Pasukan siluman itu masuk ke dalam sel dan menembak mati keempat korban," ujarnya.
Lebih lanjut, Neta menuturkan, penyerangan terhadap Lapas Cebongan belum berhasil diidentifikasi siapa pelakunya apakah kelompok preman atau teroris. Jika mereka preman atau teroris, sambung dia, apa kepentingan mereka menyerbu Lapas dan mengeksekusi tersangka pembunuh anggota Kopassus.
"Penyerangan pasukan siluman bersenjata ke Lapas ini merupakan sejarah terburuk dalam sistem keamanan di Indonesia. Meski pasukan siluman terus menebar teror, belum ada tanda-tanda bakal terungkap. Pemerintah SBY dan elit-elit keamanannya masih saja berpolemik tapi siapa yang harus bertanggungjawab dalam kasus ini tak kunjung terungkap," tambahnya.
Bukan senjata TNI
Senjata yang digunakan untuk menembak empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bukan senjata organik TNI.
Hal ditegaskan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Letjen TNI Marciano Norman.
"Kemarin sudah dikatakan itu adalah kaliber 7,62 mm kita sudah cek. Setahu saya itu sudah bukan standar TNI lagi," kata Marciano di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/3/2013).
Dia juga meminta agar masyarakat tidak menduga-duga mengenai siapa pelaku penembakan tersebut apakah TNI atau bukan. Sebab harus dibuktikan secara jelas.
"Kalau menduga kan bisa saja. Tetapi kan itu harus dibuktikan melalui suatu proses yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Kita prinsipnya mendukung kepolisian untuk melakukan proses itu," ungkapnya. Pelaku Penyerangan Lapas Cebongan Sleman Yogyakarta
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment