POLEMIK IKLAN 'TKI ON SALE', MALAYSIA DIANGGAP MERENDAHKAN BANGSA INDONESIA . Sebuah selebaran yang berisi iklan mengenai TKI di MAlaysia ditemukan oleh Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah. Selebaran tersebut lalu difoto Anis Hidayah.
Selebaran yang dianggap menghina TKI itu mengundang reaksi berbagai pihak.
Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, menegaskan Pemerintah Indonesia mengecam bunyi, isi, dan semangat yang terkandung dalam iklan obral pembantu rumah tangga (PRT) di Malaysia. Tidak hanya mengecam, Pemerintah RI juga telah memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Mohammad Jumhur Hidayat juga mengecam keras penyebarluasan promosi ini. Jumhur mengharapkan, pemerintah Malaysia melarang iklan tersebut karena merupakan perbuatan tidak beradab.
Apalagi, kata Jumhur, secara teknis masih diberlakukan kebijakan penghentian sementara (moratorium) pengiriman TKI dari Indonesia ke Malaysia. "Bila tidak ada tindakan tegas dari pemeritah Malaysia terhadap iklan itu, tidak mustahil pelaksanaan moratorium akan ditingkatkan menjadi kebijakan penghentian TKI secara permanen," ujar Jumhur.
Menurutnya, promosi atau iklan yang menawarkan TKI itu tidak pantas dilakukan oleh pihak mana pun. Sebab, hal itu dapat mengganggu langkah perbaikan pelayanan penempatan TKI dari kedua pihak yang hingga kini terus diupayakan. Selain itu iklan ini juga dipandang sebagai tindakan tak terpuji.
Kronologi
Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menemukan selebaran di jalanan kawasan Chow Kit, Kuala Lumpur, pekan lalu. Saat itu, dia dan rekannya sedang berada di Malaysia.
Mendapati ada selebaran seperti itu, Anis langsung memotret dan menghubungi nomor yang tertera. Dari keterangan pihak pengiklan, Anis mendapat banyak informasi mengenai iklan tersebut.
"Ini mengerikan sekali. Ini warga negara kita lho seperti barang. Ini merendahkan martabat, sama dengan perdagangan orang," ujar Anis kepada VIVAnews, Senin, 29 Oktober 2012.
Dari keterangan pengiklan, lanjut Anis, promosi dilakukan dengan cara menyebarkan selebaran ke masyarakat Malaysia, ditempel di sejumlah lokasi. Bahkan di media cetak di Malaysia.
Iklan yang menawarkan jasa pembantu dari Indonesia ditulis dengan sangat menarik. Obral besar-besaran, diskon 40 persen. Layaknya barang dagangan.
Berikut tulisan iklan tersebut: "Indonesian maids now on Sale. Fast and Easy application. Now your housework and cooking come easy. You can rest and relax. Deposit only RM 3,500 price RM 7,500 nett."
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Syed Munshe Afdzaruddin Syed Hassan, menegaskan bahwa promosi "TKI On Sale" di negaranya disebar tanpa sepengetahuan pemerintah. Promosi itu tidak memiliki izin dari pemerintah Malaysia. Kasus TKI kembali ganggu Indonesia-Malaysia
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment