KONFLIK PANAS MANAJEMEN VS ORANG TUA, DIAM-DIAM SM*SH TINGGALKAN MANAJEMEN LAMANYA. Dibalik suksesnya boy band SM*SH di industri hiburan tanah air ternyata menyimpan konflik besar dalam manajemennya. Boy band beranggotakan Rafael, Rangga, Morgan, Dicky, Bisma, Reza, dan Ilham ini bolehlah disebut boy band nomor satu di Indonesia, bahkan Asia Tenggara mengingat penggemarnya yang luar biasa. Baca juga PEMENANG PILKADA DKI JAKARTA DIUMUMKAN 28 SEPTEMBER 2012
Saat ini boy band yang didirikan Lia Gustantri, Dean, dan Benny ini sedang menggarap Cinta Cenat Cenut 3, sibuk promo album kedua berjudul Step Forward.
Tanpa banyak yang tahu, hubungan antara pendiri dan orangtua para personel SM*SH ternyata sudah tak lagi mesra. Lia, atas nama PT Primatama Starsignal, pendiri dan pemilik SM*SH yang sah, sudah mendaftarkan merek dagang ini ke Departemen Hukum dan HAM pada November 2011.
Tapi pada April 2012, para orangtua personel SM*SH juga mendaftarkan merek dagang yang sama di instansi yang sama pula. Ada apa ini? Benarkah terjadi konflik panas yang siap meledak antara pemilik SM*SH dan orangtua para personelnya? Apa benar pula pembagian honor menjadi pemicu perpecahan ini? Bagaimana nasib SM*SH jika perpecahan ini memanas dan tak bisa diselamatkan?
Sebelum berpindah tangan ke orangtua personel, SM*SH berada di bawah kendali PT Primatama Starsignal. Perpindahan manajerial ini terjadi sekitar akhir 2011.
Sembilan bulan sudah para orangtua personel mengelola SM*SH. Dalam pelaksanaannya, para orangtua ini menunjuk Kunto, mantan karyawan Sony Music Indonesia, untuk menjalankan roda manajemen SM*SH.
Awal mula Konflik
Terbentuknya boyband SM*SH diawali dari Lia diajak Syahmedi Dean untuk membentuk boyband. Dengan menggunakan bendera Starsignal, Lia dan Dean membentuk boyband yang belakangan diberi nama SM*SH.
Untuk mencari personel, digelarlah serangkaian audisi. Namun ketika masa audisi personel berlangsung, Lia tidak bisa memantau secara langsung lantaran tengah bepergian ke luar negeri. Minus Lia, penentuan siapa yang menjadi personel SM*SH pun lebih banyak Dean yang menentukan. Belakangan bergabung Benny Yunizar (Creative Director Starsignal) atas rekomendasi Dean.
Setelah personel ditemukan, akhirnya disepakati sistem bagi hasil antara SM*SH dan Starsignal. Disepakati, SM*SH mendapat bagian 40 persen dan Starsignal 60 persen.
Lia mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp 200 juta untuk membentuk boyband yang saat ini sedang syuting Sinetron Cinta Cenat Cenut 3. Dalam perjalanan, modal Rp 200 juta yang disetor Lia, tidak cukup membiayai proyek ini. Setiap minggu, ia harus menyediakan dana sedikitnya Rp 24 juta.
Berkat tembang “I Heart You” yang mewabah di dunia maya via YouTube, SM*SH dibicarakan banyak orang. Tampang mereka yang kenyes-kenyes membuat boyband ini tambah digilai. Album debut mereka laku sampai lebih dari 600 ribu keping. Frekuensi manggung pun makin hebat. Tak hanya itu, mereka juga jadi ikon berbagai produk dan jasa. Dalam waktu relatif cepat, boyband ini menjadi mesin pencetak uang yang efektif.
“Setelah meledak, para orangtua personel meminta bagian SM*SH menjadi 60 persen. Dari sinilah, persoalan mulai muncul. Saya menangkap ada gejala mereka ingin cari gara-gara. Orangtua selalu merecoki. Selalu ingin tahu dokumen kontrak. Mereka juga minta laporan keuangan. Saya kasih laporan yang ada di kantor. Saya tidak tahu uang masuk dari mana saja. Eh, saya lalu disuruh mundur,” tutur Lia.
Pihak Dean dan Benny masih enggan berkomentar mengenai masalah ini.
KONFLIK PANAS MANAJEMEN VS ORANG TUA, DIAM-DIAM SM*SH TINGGALKAN MANAJEMEN LAMANYA, Latar Belakang SM*SH Tinggalkan Manajemen Lama, Konflik Manajemen VS Boyband SM*SH
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment