EJEK WARGA YOGYAKARTA DI PATH, FLORENCE SIHOMBING DIBULLY. Sebuah ostingan kontroversial kembali meramaikan media sosial. Pemilik akun path bernama Florence Sihombing menjadi sasaran kemarahan karena menuliskan keluh kesahnya saat mengantri BBM yang ternyata dinilai sangat menghina warga Yogya. Lihat juga Foto Transformasi Wajah Wulan Guritno, Dari Cantik Menawan Kini Tua & Keriput
Florence menyebut Yogya tolol dan dia mengajak teman-temannya agar jangan tinggal di Kota Pelajar itu. Hal itu dijadikan status akun jejaring sosial Path-nya.
"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," tulis Florence.
Ada dua teman Florence yang mengomentari status tersebut, Nico dan Rachel.
"Ijin repath yaaakkk," tulis Nico berada di Jakarta Timur menurut GPS Path.
"Kenapa kak flo?" tulis Rachel dengan emoticon sedih dari Depok, Yogya menurut GPS Path.
Kemudian Florence menjawab. "#Nico: Repath lah Nic, awas kalau enggak. Bahahaha
"Orang Jogja B******. Kakak mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur mobil terus enggak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan. Diskriminasi. Emangnya aku gak bisa bayar apa. Huh. KZL," jawab Florence dengan emoticon sedih.
Status tersebut dicapture oleh salah satu teman Florence. Saat dicapture, status Florence sudah dilihat 86 teman Path-nya dan ada 11 emoticon. Dari 11 emoticon tersebut, ada yang sedih, ada yang kaget, ada yang senyum dan ada juga yang malah tertawa.
Hasil capture postingan path tersebut kemudian diunggah ke jejaring twitter. Sontak saja, hal ini kemudian memancing protes keras dari para pengguna twitter lainnya.
"@florencje_ Status S2, cara berpikir & ngomongnya kok KAMPUNGAN. Keluar aja dari Yogya," demikian komentar dari akun @mercurianearth yang merasa tidak terima.
Komentar lainnya dikirimkan akun @senorita_eve "kasihan dgn cewe @florencje_ niy,ngakuny S2 tapi cara bicarany gak ada cerminan intelektualnya,"
Florence merupakan mahasiswa S2 Kenotariatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Gambar hasil capture status Florence juga beredar di Facebook dan ditag ke para dosen FH UGM, di antaranya Andi Sandi, Adrianto Dwi Nugroho dan Heribertus Jaka Triyana.
Kronologi
Postingan di akun path atas nama Florence yang bernada menghina warga Yogya ternyata berawal dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU).
Rabu (27/8/2014), Florence hendak mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) motornya, Honda Scoopy di SPBU Lempuyangan. Hampir semua SPBU di Yogyakarta masih disesaki pembeli. Warga harus berjuang berjam-jam untuk premium maupun pertamax.
Panjangnya antrean kendaraan yang mengular membuat Florence memilih menuju antrean mobil. Deretan mobil ini sedang mengantre mengisi Pertamax. Dia mengambil posisi paling depan.
Teriakan "Huuuu, hoiii antre" spontan terjadi. Meski diprotes, ia meminta untuk motornya diisi BBM oleh petugas. Petugas SPBU tidak berani mengisinya, karena melihat antrean di belakang cukup panjang.
Petugas SPBU lantas meminta Florence untuk ikut mengantre dengan kendaraan sejenis bersama pengedara motor lainnya.
Seorang petugas TNI yang menjaga SPBU, mendatangi dan meminta gadis tersebet mengikuti antrean. Namun, gadis tersebut berusaha merayu untuk bisa diisi. Personel TNI tetap melarangnya, karena bisa menimbulkan kecemburuan di belakangnya yang sudah mengantre lama. Akhirnya Florence pun pergi meninggalkan SPBU dengan muka masam.
Terancam pidana
Tulisan Florence yang berisi kata-kata menghina warga Yogyakarta di media sosial Path berbuntut panjang. Selain terkena bully di media sosial, Florence juga dilaporkan ke polisi.
Kamis (28/8/2014) petang, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Jangan Khianati Suara Rakyat (Jati Sura) mendatangi Markas Polda DIY untuk melaporkan tindakan pemilik akun Path tersebut karena telah mencemarkan nama baik Yogyakarta.
"Kami ke Mapolda DIY untuk melaporkan Florence Sihombing atas statusnya di media sosial," tekan Fajar Rianto, Ketua Jati Sura, saat ditemui di Markas Polda DIY, Kamis (28/8/2014) malam.
Fajar menilai, tulisan Florence di media sosial Path telah menghina dan melecehkan warga Yogyakarta. Sesuai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), ketika ada seseorang menulis unsur penghinaan, pelecehan, atau kesusilaan, maka ia dapat diancam secara pidana.
Keputusan LSM Jati Sura melaporkan Florence Sihombing ke Mapolda DIY, lanjut Fajar, untuk menjadikan persoalan tersebut sebagai pembelajaran dalam hal etika menggunakan media sosial.
"Ini sebagai pembelajaran. Jangan semata-mata melampiaskan kekesalannya di media sosial tanpa etika," tandasnya.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada niat baik dari Florence untuk meminta maaf kepada publik atau khususnya masyarakat Yogyakarta terkait tulisannya di media sosial.
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment