HISTORY MENGENAL SOSOK MANTAN GUBERNUR DKI JAKARTA HENK NGANTUNG NON MUSLIM. Merebaknya isu SARA dalam pertarungan Pemilukada DKI Jakarta saat ini dinilai sudah meresahkan. Bahkan Panwaslu sampai turun tangan. Di tengah isu SARA yang terus mengemuka, DKI Jakarta ternyata pernah memiliki seorang Gubernur DKI non muslim. Dia bernama Hendrik Hermanus Joel Ngantung atau biasa dipanggil Henk Ngantung.
Baca juga SUZUKI SATRIA F150 (FU150SCDZ), TAMPIL SPORTY DENGAN IMAGE RACING. Pria Manado kelahiran Bogor, Jawa Barat pada 1 Maret 1921 itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak tanggal 27 Agustus 1964 sampai 15 Juli 1965. Sebelum menjadi Gubernur, Henk menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1960- 1964 dengan gubernurnya Sumarno.
Menurut istri Henk Ngantung, Evie Mamessa yang ditemui di kediaman, Gang Jambu, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, Kamis 9 Agustus 2012, Henk diangkat langsung oleh Presiden Soekarno sebagai Gubernur. Apa alasannya, karena Bung Karno ingin Jakarta menjadi kota yang berbudaya. Henk bukan terlahir sebagai birokrat. Dia adalah seniman yang hobi melukis dan seorang budayawan yang cukup populer pada masanya. Henk bahkan sempat menorehkan karya lewat lukisannya. Dia juga pembuat sketsa Tugu Tani sebelum bangunan monumen di Jalan Ridwan Rais itu berdiri. Henk menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada usia relatif muda, 44 tahun.
Meski bukan berasal dari agama mayoritas, Evie dan Henk yang menikah pada tahun 1964 ini tidak pernah merasakan ada tindakan berbau SARA yang dialami. Tidak ada pihak-pihak yang menyerang mereka. "Pak Henk seorang Kristen diangkat sebagai gubernur. Tapi nggak ada heboh- heboh SARA seperti sekarang ini. Semua tidak ada yang marah karena bukan Islam," kata Evie yang masih terlihat cantik. Justru karena sifatnya yang dianggap mengayomi warga Jakarta dan tidak membeda- bedakan, Henk menjadi sangat dihormati oleh umat agama mayoritas.
"Malah salah satu ustadz bilang pernah mau ajak Pak Henk masuk Islam karena sifat baiknya," kata Evie. Henk meninggal pada usia 71 tahun pada 12 Desember 1991. Dia meninggal karena sakit di matanya yang tak kunjung sembuh. Dia juga menderita sakit jantung yang berkepanjangan.
HISTORY MENGENAL SOSOK MANTAN GUBERNUR DKI JAKARTA HENK NGANTUNG NON MUSLIM.
Menurut istri Henk Ngantung, Evie Mamessa yang ditemui di kediaman, Gang Jambu, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, Kamis 9 Agustus 2012, Henk diangkat langsung oleh Presiden Soekarno sebagai Gubernur. Apa alasannya, karena Bung Karno ingin Jakarta menjadi kota yang berbudaya. Henk bukan terlahir sebagai birokrat. Dia adalah seniman yang hobi melukis dan seorang budayawan yang cukup populer pada masanya. Henk bahkan sempat menorehkan karya lewat lukisannya. Dia juga pembuat sketsa Tugu Tani sebelum bangunan monumen di Jalan Ridwan Rais itu berdiri. Henk menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada usia relatif muda, 44 tahun.
Meski bukan berasal dari agama mayoritas, Evie dan Henk yang menikah pada tahun 1964 ini tidak pernah merasakan ada tindakan berbau SARA yang dialami. Tidak ada pihak-pihak yang menyerang mereka. "Pak Henk seorang Kristen diangkat sebagai gubernur. Tapi nggak ada heboh- heboh SARA seperti sekarang ini. Semua tidak ada yang marah karena bukan Islam," kata Evie yang masih terlihat cantik. Justru karena sifatnya yang dianggap mengayomi warga Jakarta dan tidak membeda- bedakan, Henk menjadi sangat dihormati oleh umat agama mayoritas.
"Malah salah satu ustadz bilang pernah mau ajak Pak Henk masuk Islam karena sifat baiknya," kata Evie. Henk meninggal pada usia 71 tahun pada 12 Desember 1991. Dia meninggal karena sakit di matanya yang tak kunjung sembuh. Dia juga menderita sakit jantung yang berkepanjangan.
HISTORY MENGENAL SOSOK MANTAN GUBERNUR DKI JAKARTA HENK NGANTUNG NON MUSLIM.
Link Posting: http://bestseoeasy.blogspot.com/2012/08/history-mengenal-sosok-mantan-gubernur.html
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment