TRAGEDI PENEMBAKAN POLISI BRIPKA DWI DI SOLO AKSI TEROR BERDARAH - Kapolda Jawa Tengah, Irjen (Pol) Didiek S Triwidodo, menegaskan korban Bripka Dwi Data Subekti tewas karena tertembak empat peluru. Peluru tersebut menembus dada dan tangan.
Kapolda mengatakan, pelaku penembakan polisi teror Solo menggunakan senjata laras pendek untuk menembak petugas polisi yang sedang berjaga di Pos Polisi Pasar Singosaren.
"Saat itu korban sedang bertugas sendirian di dalam pos Pasar Singosaren. Setelah itu, diberondong dengan empat tembakan. Yakni, dua tembakan di tangan dan dua di dada," kata Didiek saat meninjau lokasi penembakan, Jumat 31 Agustus 2012.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi TVOne, Didiek mengungkapkan pelaku penembakan melesakan peluru ke tubuh korban sebanyak empat kali. Tiga kali tembakan dilakukan ketika pelaku berada di pos polisi dan satu tembakan lagi dilesakan ketiga berjalan meninggalkan lokasi.
"Tembakan empat kali pada sasaran korban, waktu penembakan lari dia menembak lagi. Dia sempat keluar, dikejar masyarakat, dia menembak lagi," katanya.
Berdasarkan hasil peyisiran di lokasi kejadian, Didiek mengatakan, petugas menemukan sejumlah selongsong peluru senjata laras pendek. Ketika didesak jenis senjata apa, ia pun belum bersedia menyebutkannya.
"Saya belum bisa menjelaskannya karena masih dalam penyelidikan," tuturnya.
Terulangnya kembali aksi teror di Solo penyerangan pos polisi, ujar Didiek, telah memicu penanganan serius dari aparatnya. Tercatat aksi ini merupakan kali ketiga dari teror terhadap pos polisi yang beroperasi di wilayah Solo. "Kami akan tangani satu persatu untuk mengungkap kasus itu," katanya. Semoga dapat ditangkap pelaku kejahatan yang meresahkan aksi teror solo penembakan polisi Bripka Dwi Pasar Singosaren (video youtube).
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment