PEMBAKARAN PONPES DEPOK 2012 (BOJONG, CURUG). Pada Minggu (26/8) malam, Pesantren MAM di Curug, Bojong, Depok, Jawa Barat dirusak dan dibakar oleh massa. Perusakan dan pembakaran pondok pesantren di Depok dipicu tindakan pemilik pondok pesantren yang menikahi santriwatinya tanpa izin. Pasca ponpes Depok dibakar/dirusak, para santri dipulangkan. Polisi pun berjaga-jaga di lokasi.
Lebih  dari 100 polisi bersiaga di sekitar ponpes yang bangunannya mirip joglo  tersebut. Ponpes berlokasi di Jl curug raya, Gang Masjid Nurul Iman RT 3  RW 9, Keluharan Curug, Bojong Sari, Depok, Jawa Barat.
Aparat  yang berjaga merupakan gabungan personel Polsek Sawangan, Pancoran Mas,  Polsek Limo, dan Polresta Depok. Sementara itu bangunan ponpes yang  rusak di sana-sini telah dililit garis polisi.
Menurut  seorang warga sekitar, Nur (27), pondok pesantren itu milik Ustad PFA.  Sudah sekitar 6 tahun ustad itu membuka ponpes tersebut. Para santrinya  berasal dari berbagai tempat, seperti Depok maupun Jakarta. Santri yang  belajar di ponpes tersebut tidak banyak, sekitar 15 santriwan dan 15  santriwati. Konon Ustad PFA juga punya ponpes di di Jl H Nawi, Jakarta  Selatan.
"Semalam peristiwanya sekitar pukul 20.50 WIB," terang Nur.
Di  area sekitar 2.000 meter persegi itu terdapat dua bangunan. Setiap  bulan di hari Sabtu, sering digelar pengajian yang melibatkan warga  sekitar. Meski demikian, sang Ustad tidak banyak bergaul dengan warga,  apalagi dia tidak tinggal menetap di area ponpes.
"Dia  punya seorang istri A (30). Orangnya tinggi, putih, cantik, pakai cadar.  Dia juga punya dua anak perempuan yang sekolah di SMP," sambung Nur.
Menurutnya,  Ustad tersebut kerap menatap tajam perempuan yang sedang berbicara  dengannya. Hal itu membuat banyak perempuan yang merasa tidak nyaman.  Ustad PFA adalah pria berperawakan gemuk, dengan tinggi 165 cm dan  berkulit cokelat terang.
Nah Ustad PFA, lanjut Nur  punya tiga orang istri muda. Ketiganya merupakan warga di RT 3, ada yang  merupakan santriwatinya dan dinikahi secara diam-diam. Bahkan orang tua  ketiga perempuan itu tidak tahu menahu soal pernikahan itu.
"Yang  pertama gadis berinisial KK, dinikahi 2006. Dia lalu diceraikan 2 tahun  kemudian. Sekarang KK sudah menikah lagi," imbuhnya.
Ustad  PFA juga menikahi U (21), pada 2010. Namun saat ini mereka sudah pisah  ranjang. Sedangkan perempuan bernama MA (19), dinikahi sekitar 3 tahun  lalu. Dari ketiga perempuan, Ustad PFA tidak punya anak.
"Istrinya tidak berani dengan polah suaminya karena takut," ujar Nur.
Dijelaskan  Nur, warga dan sang Ustad pernah dipertemukan. Warga meminta agar Ustad  bertanggung jawab atas pernikahan tanpa izin yang dilakoninya. Namun  Ustad PFA tidak mau mengaku dan malah marah. Itulah yang membuat warga  naik pitam dan menyerbu ponpes tersebut.
Ponpes yang  bercat warna pastel itu kini sepi dari aktivitas belajar mengajar.  Pagarnya yang terbuat dari batu bata setinggi dua meter roboh. Satu  gazebo di halaman ponpes pun rusak.
Di sebelah kanan  bangunan utama terdapat semacam asrama dan kamar mandi. Bangunan itu  juga dirusak warga, bahkan ada bekas puing-puing terbakar di sekitarnya.  Sementara itu, di tangga bangunan utama, teronggok alat-alat musik  marawis.
"Santri sudah dipulangkan," kata Nur sembari menyebut sejak semalam kampung yang biasanya ramai itu kini berubah lengang.
Kabid  Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan 4 orang telah  diperiksa terkait kejadian itu. Mereka adalah Herman, Mugni, Solahuddin  dan Romjana. Status mereka masih sebagai saksi.
Rikwanto  mengatakan kasus terjadi pada 2009 lalu saat santriwati berusia 16  tahun yang kini telah berusia 19 tahun, namun baru dilaporkan pada 24  Agustus 2012. Keluarga melaporkan PFA dengan pasal pencabulan. Ikuti terus pekembangan terbaru berita pembakaran ponpes pondok pesantren Depok Bojong 2012
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.

No comments:
Post a Comment