BERITA GAZA TERBARU PASCA PENGAKUAN NEGARA BERDAULAT. Gencatan senjata antara Palestina dan Israel memberi angin segar bagi masyarakat di Gaza. Kehidupan masyarakat di tanah perjuangan ini berangsur normal.
Pantuan di Gaza City, tak seperti yang dibayangkan. Kehidupan masyarakat tampak normal. Jalan-jalan tampak ramai, begitu juga dengan pasar dan ruang publik lainnya. Toko-toko pun banyak yang buka. Anak-anak terlihat dituntun oleh ibunya menuju ke sekolah.
Kendaraan pribadi dan taksi terlihat memadati jalan raya. Bus-bus disesaki oleh penumpang. Transportasi umum di Gaza memang berupa taksi dan bus. Taksi di Gaza umumnya berwarna kuning. Sedangkan busnya adalah bus-bus tua yang serupa dengan bus di Jakarta.
Kendaraan yang juga cukup banyak terlihat adalah kereta keledai. Biasanya kereta tersebut digunakan untuk pergi sekeluarga atau membawa barang dagangan ke pasar.
Pasar-pasar di Gaza juga telah ramai, begitu juga dengan ruko-ruko. Di Gaza banyak terdapat ruko karena kegiatan utama masyarakat memang berdagang. Kehidupan Gaza saat ini sudah seperti kota normal lain pada umumnya.
Hal yang membedakan Gaza dengan kota lain adalah puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur akibat agresi militer. Bekas-serangan Israel masih terlihat jelas di kota tepi Laut Mediterrania itu. Puing-puing kantor Kemendagri, kantor polisi, kantor perdana menteri, jembatan, rumah-rumah yang hancur karena serangan rudal-rudal Israel masih dibiarkan apa adanya.
Selain itu, pesawat tanpa awak milik Israel juga masih kerap terlihat di langit kota. Pesawat itu setiap harinya berkeliling memantau kegiatan yang terjadi di kota itu. Namun masyarakat Gaza sepertinya sudah terbiasa dengan kondisi tersebut dan tetap berkegiatan dengan normal.
Malam hari, situasi Gaza tetap ramai. Masyarakat banyak berkegiatan di pusat-pusat perbelanjaan dan kafe-kafe. Menurut Bilal, sopir taksi yang mengantar detikcom berkeliling kota, masyarakat Gaza biasanya 'nongkrong' hingga larut malam.
Gaza baru akan sepi setelah lewat tengah malam. Namun saat detikcom berkunjung, baru pukul 22.00 waktu setempat, Gaza sudah sepi. Keramaian malam yang masih nampak satu jam sebelumnya dengan cepat berganti kesunyian. Hanya beberapa warga yang terlihat berkegiatan di luar rumah.
Bilal menerangkan penyebab sepinya Gaza karena warga sedang berada di rumah menonton televisi. Saat itu, sedang berlangsung sidang PBB yang memutuskan status keanggotaan Palestina.
Begitu PBB memutuskan mengangkat Palestina menjadi anggota penuh dengan status non-state member, Jumat (30/11) sekitar pukul 00.30 waktu setempat, warga tumpah ke jalan. Mereka merayakan hasil sidang PBB dengan long march keliling kota. Bendera negara, foto Yasser Arafat (mantan pemimpin Palestina), terompet, petasan, dan bunyi klakson kendaraan menyemarakkan perayaan di tanah perjuangan itu.
Namun selebrasi tak berlangsung lama, sekitar satu setengah jam kemudian kota itu kembali sunyi. Esok harinya kehidupan di Gaza berlangsung seperti biasa, normal, seperti kota-kota di Timur Tengah lainnya. Kondisi Gaza Palestina pasca voting PBB dan gencatan senjata Hamas perang Palestina vs Israel.
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment