Tapi hambatan itu toh tak menghadang langkah Yulia untuk terbang ke Singapura kemarin, Kamis (9/10).
Keputusan Julia Perez sudah bulat, mencari pendonor sperma untuk proses kehamilan in vitro (bayi tabung) yang akan dijalaninya.
Mantan kekasih Gaston Castano itu sadar, keputusannya akan menuai pro kontra, apalagi urusan sperma yang diambil dari orang yang bukan suaminya. Kendati ulama menyatakan keputusannya itu haram, tapi keinginannya untuk memiliki anak sudah bulat.
"Saya sudah biasa, jadi forbiden actress. Kalau sudah dibilang A, B, C, sampe Z sudah biasa. Nggak usah dibawa stres, nanti nggak jadi anak, nggak jadi enak. Jadi santai saja. Orang kan nggak tahu perjuangan saya seperti apa. Ini saya belum berjuang sudah ditembak duluan," ujar Julia Perez saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Kamis (9/10).
"Jadi tenang dulu lah, pada intinya saya bertanggung jawab dengan yang saya lakukan. Kalau ulama bilang haram, iya saya ngerti. Apa yang saya lakukan ini sepatutnya tidak saya lakukan. Saya akan cari solusi. Tapi bukan waktunya saya mundur, nggak bisa," lanjutnya.
Sampai saat ini Julia Perez masih menutupi identitas pria yang akan mendonorkan spermanya. Dia hanya memastikan kalau sang pria adalah pria baik-baik dan sudah mengetahui latar belakangnya.
"Yang jelas dia laki-laki yang cerdas. Sehat wal'afiat dan sesuai dengan kategori yang saya inginkan," kata Jupe.
Sayang, Jupe merahasiakan nama si pendonor. Ia juga bungkam ketika ditanya kebangsaan pria pemberi sperma itu. Selama ini, Jupe diketahui memiliki ketertarikan terhadap cowok bule. Misalnya saja ketika ia berpacaran dengan Gaston Castano dan digosipkan akrab dengan Diego Michiels juga sebelumnya sang suami yang orang Spanyol, Damien Perez.
"Kebangsaannya Indone..ahh, apalah pokoknya. Kalau saya kasih tahu nanti ketahuan. Pokoknya laki-laki baik. Saya sudah kenal semuanya. Saya tahu keluarganya," urai pelantun Belah Duren tersebut.
Haram
Rencana Julia Perez (Jupe) untuk melakukan tanam sperma dinilai haram oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) jika dilakukan di luar pernikahan.
Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis, menjelaskan, proses pembuahan atau kehamilan yang dilakukan melalui senggama atau proses medis harus terikat dalam pernikahan.
"Selama masih terikat hubungan pernikahan, ya boleh. Tapi kalau dari bank sperma yang tidak terikat pernikahan, ya tetap haram," kata Cholil.
Lebih lanjut, Cholil menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi alasan kuat hal tersebut tidak bisa dilakukan. Di antaranya, karena menyalahi syariat, merendahkan martabat manusia, dan membuat perwalian tidak bisa jelas.
"Jadi jelas anak tersebut anak siapa bin siapa, apalagi terkait hal warisan. Jadi semuannya bisa jelas," tandasnya.
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.
No comments:
Post a Comment